Omah Wayang
- Home
- Omah Wayang

Omah Wayang
Mengajak untuk mengunjungi jejak cerita wayang
Wayang merupakan refleksi jiwa manusia dan refleksi atas perilaku dampak bahkan karma atas pikiran perkataan dan perbuatan.
Tontonan
Wayang sebagai tontonan bervariasi dengan nilai-nilai adiluhung yang semakin lama seolah menguap atau menjauh dari generasi-generasi muda
Tuntunan
Wayang mengandung tuntunan memberikan pelajaran, petuah, dan simbol-simbol serta nilai hidup dan moral Bangsa Indonesia
Tatanan
Wayang mengandung tatanan kehidupan berarti bahwa wayang adalah sebuah pertunjukan yang menggambarkan dan mengkomunikasikan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan perilaku yang diperlukan dalam kehidupan manusia
Katalogisasi Tokoh Wayang
Tokoh Wayang Populer
Simpingan Kanan
Simpingan Kiri

Yudistira
Prabu Yudistira raja negara Amarta dan putra tertua Prabu Pandudewanata. Pada masa mudanya bernama Puntadewa.

WREKODARA
Wrekodara adalah nama Bratasena sesudah dewasa. Pakaian
pun berobah seperti juga gelungnya yang dihias oleh seorang Dewa putri, Betari Durga. Sesudah berganti dandanan, Bratasena berganti nama menjadi Wrekodara.

ARJUNA
ARJUNA adalah putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astinapura dengan Dewi Kunti/Dewi Prita putri Prabu Basukunti, raja negara Mandura.
Arjuna merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa.

Kresna
PRABU KRESNA yang waktu mudanya bernama Narayana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra/Maekah (Jawa).

Nakula
NAKULA yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka.

SADEWA
SADEWA atau Sahadewa yang dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (=buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat) adalah putra ke-lima/bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula.

GATOTKACA
Raden Gatotksca putra Raden Wrekodara yang kedua dari perkawinannya dengan putri raksasa, Dewi Arimbi dari negara Pringgadani.
Waktu dilahirkan, Gatotkaca berupa raksasa. Karena sangat saktinya, dengan senjata apa pun tali pusatnya tak dapat dipotong. Akhirnya tali pusat dapat juga dipotong dengan senjata Karna yang bernama Kunta, tetapi sarung senjata itu masuk ke dalam perut Gatotkaca dan semakin menambah kesaktiannya.

WISANGGENI
BAMBANG WISANGGENI adalah putra Arjuna, salah satu dari lima satria Pandawa, dengan Dewi Dresanala, putri Bathara Brahma dari permaisuri Dewi Sarasyati.Wisanggeni lahir di Kahyangan Daksinageni, kahyangannya Bathara Brahma, saat Arjuna menjadi raja di Kahyangan Kainderan bergelar Prabu Karitin.

Rahwana
Rahwana, dalam mitologi Hindu, adalah raja raksasa berkepala sepuluh, penguasa kerajaan Alengka, dan tokoh antagonis utama dalam sastra Hindu Ramayana. Dalam kisah, ia merupakan putra sulung Resi Wisrawa dan Sukesi. Ia menjadi musuh utama Rama, karena telah menculik Sita

Kumbakarna
Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna adalah saudara kandung Rahwana, raja raksasa dari Alengka. Menurut cerita, Kumbakarna merupakan seorang raksasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah.

SENGKUNI
ARYA SENGKUNI yang waktu mudanya bernama Trigantalpati adalah putra kedua Prabu Gandara, raja negara Gandaradesa dengan permaisuri Dewi Gandini.
Arya Sengkuni mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Dewi Gandari, Arya Surabasata dan Arya Gajaksa.

KARNA
Karna, alias Radeya adalah nama Raja Angga dalam wiracarita Mahabharata. Ia menjadi pendukung utama pihak Korawa dalam perang besar melawan Pandawa. Karna merupakan kakak tertua dari tiga di antara lima Pandawa: Yudistira, Bimasena, dan Arjuna