Our History
- Home
- Our History

Mengajak untuk mengunjungi jejak cerita wayang
Tontonan
Wayang sebagai tontonan bervariasi dengan nilai-nilai adiluhung yang semakin lama seolah menguap atau menjauh dari generasi-generasi muda
Tuntunan
Wayang mengandung tuntunan memberikan pelajaran, petuah, dan simbol-simbol serta nilai hidup dan moral Bangsa Indonesia
Tatanan
Wayang mengandung tatanan kehidupan berarti bahwa wayang adalah sebuah pertunjukan yang menggambarkan dan mengkomunikasikan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan perilaku yang diperlukan dalam kehidupan manusia
A Storied History

Permulaan
wayang berasal dari kata wayangan
yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan cerita
sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar
karena sumber aslinya telah hilang
(yang ngilangin bukan saya, lhoo . . . 🙂 🙂 )
di awalnya, wayang adalah bagian dari kegiatan religi animisme
menyembah ‘hyang’, itulah inti-nya
dilakukan antara lain di saat-saat panenan atau taneman
dalam bentuk upacara ruwatan, tingkeban, ataupun ‘merti desa’
agar panen berhasil atau pun agar desa terhindar dari segala mala
(masih ingat lakon ‘sudamala’, kan?)
di tahun (898 – 910) M wayang sudah menjadi wayang purwa
namun tetap masih ditujukan untuk menyembah para sanghyang
seperti yang tertulis dalam prasasti balitung
sigaligi mawayang buat hyang, macarita bhima ya kumara
(terjemahan kasaran-nya kira-kira begini :
menggelar wayang untuk para hyang
menceritakan tentang bima sang kumara)
di jaman mataram hindu ini,
ramayana dari india berhasil dituliskan dalam bahasa jawa kuna (kawi)
pada masa raja darmawangsa, 996 – 1042 M
mahabharata yang berbahasa sansekerta delapan belas parwa
dirakit menjadi sembilan parwa bahasa jawa kuna
lalu arjuna wiwaha berhasil disusun oleh mpu kanwa
di masa raja erlangga

Wayang Wong
Wayang Wong merupakan hasil karya dari Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792).
Ceritanya sama dengan cerita wayang lainnya,yaitu lakon Mahabaratha, hanya wayang digantikan dengan dimainkan oleh orang yang sebenarnya. Wayang wong merupakan drama tari jawa klasik yang berdialog dengan prosa. Kostumnya disesuaikan dengan wayang kulit. Pernciptanya adalah Tumenggung Joyo Dipuro, kepala sebuah badan yang bertugas membuat pakaian wayang wong. Badan Tersebut bernama KAWEDANAN HAGENG GLADAG LAN KRIYA. Kedudukan dalang atau narator digantikan oleh sutradara.
Pelaku WAYANG WONG (WAYANG ORANG) adalah seseorang yang dilengkapi dengan pakaian sesuai dengan perlengkapan wayang kulit, misalnya WAYANG PURWA

Wayang Beber

Wayang Golek
Ini adalah wayang yang terbuat dari kayu dengan bentuk boneka tiga dimensi. Bentuk drama wayang golek ini sangat disukai karena gerakannya dimana terlihat seperti benar-benar hidup. Wayang golek ini diberi pakaian dengan pakaian yang berwarna-warni agar terlihat lebih indah.
Menurut Serat Sastramiruda, Sunan Kudus membuat WAYANG GOLEK mengambil ceritera WAYANG PURWA. Iringan memakai gamelan slendro, rebab, kendang, ketuk, kenong, gong, serta kecer pada tahun 1506. Terdapat pula WAYANG GOLEK dengan ceritera Menak, wayang Golek tersbut kemudian disebut WAYANG TENGUL.
Sesudah Demak pecah kraton pindah ke Pajang. Wayang-wayang sebagian dibawa ke Cirebon, maka di cirebon terdapat WAYANG GOLEK PURWA campur dengan Menak disebut WAYANG CEPAK. Wayang Golek di pasundan untuk ceritera Purwa juga untuk babad tabah Pasundan. Wayng Golek dengan ceritera menak mulai dari Kudus terus ke Cirebon hingga merata sampai sekarang.
WAYANG GOLEK di Jawa Timur hanya terdapat di Madiun, Ponorogo, ceritera adalah WAYANG PURWA. Seringkali juga Panji atau dongeng-dongeng sesuai keadaan daerah.

Wayang Gedog
Seorang wali bernama Sunan Ratu Tunggal di Giri mencipta WAYANG GEDOG. Yang dikisahkan oleh WAYANG GEDOG ialah ceritera Panji, sebab wali Sunan Ratu Tunggal gemar membaca serat panji, sebagai sumber juga diambil dari wayang purwa. Muka sama, rambut digelung, ada juga yang disasak, memakai kalung, memakai keris, tidak ada buta (Raksasa) dan wanara. Satria dari sebrang bernama Prabu kelana, anak buahnya Bugis bertutup kepala bulat, bunyi-bunyian gamelan pelok. Demikianlah asal mula WAYANG GEDOG pertatama di buat dari kulit. Sebagai tanda adalah Batara Guru memegang tombak dililit ular naga, dengan sengkalan : GEGAMANING NAGA KINARYENG BATARA , tahun 1485.
Masih sezaman, Sunan Bonang membuat WAYANG BEBER GEDOG, untuk mengganti WAYANG BEBER berujud manusia. Sumber diambil dari wayang kulit purwa ciptaan Demak, dicoret miring, muka tampak setengah sama, semua gambar masih mempunyai dua mata. Mulai saat itu WAYANG BEBER GEDOG melakonkan riwayat Panji dengan sengkalan :
WAYANG WOLU KINARYA TUNGGAL tahun 1486.
Sunan Bonang mencipta juga serat Damarwulan, menceriterakan negara Majapahit, pada waktu itu diperintah oleh Sang Ratu Ayu.